Rabu, 14 September 2011

Kembali Kepada Keutuhan Islam (Resensi Buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin)


“dan masa (kekayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” (Ali Imran: 140)
            Saat ini umat islam telah mengalami sejarahnya yang panjang dengan kebangkitan dan kemunduran yang dating silih berganti. Ini merupakan sunatullah yang tidak bisa ditawar-tawar.  Pada setiap kurun yang dilalui umat ini, kita dapat melihat adanya krisis pada aspek-aspek tertentu dari kehidupannya. Krisis ini kemudian memunculkan adanya gerakan-gerakan pembaharuan. Fenomena tersebut kemudian melahirkan tokoh-tokoh ulama, mujahid, atau ulama mujahid dengan karya-karya amal maupun karya tulisnya yang khas.
            Saat ini di era pembaharuan, umat islam sendiri tidak luput dari beragam permasalahan yang ada. Krisis yang terjadi di tengah-tengah umat kini telah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Hamper semua segi kehidupan kaum muslimin mengalami kemunduran. Lihatlah ketika politik kita saat ini terjajah dengan tidak memiliki daulah islamiyah yang mampu mengayomi rakyatnya. Ekonomi yang termarjinalkan, masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan yang tertinggal, juga pada bidang-bidang lainnya.
            Lantas dengan permasalahan-permasalahan tersebut tentunya ada suatu keinginan dari masyarakat muslim itu sendiri. Dan inilah peran yang coba dimunculkan oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin. Jamaah ini tampil dengan melontarkan isu perbaikan “kembali pada Keutuhan Islam”. Lewat buku ini, yang merupakan hasil dari surat, makalah, dan transkrip pidato Hasan Al-Banna , dijelaskan dan dipaparkan mengenai karakter pergerakan jamaah ini dalam memahami dan memberikan solusi dari berbagai permasalahan umat saat ini.
Buku berjudul “Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin” ini mencoba memahamkan karakter dakwah Ikhwanul Muslimin yang ingin menanamkan keyakinan terhadap islam secara integral dan komprehensif. Islam sebagai suatu system nilai yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam segala aspeknya, bukan islam yang dipandang sebagai symbol atau ritual peribadatan semata.
Dalam buku ini dijelaskan mengenai karakter dakwah Ikhwanul Muslimin yang meliputi keterusterangan, kesucian, kasih sayang, hingga Islam kami. Kemudian dalam buku ini juga menerangkan tentang sikap Ikhwanul Muslimin terhadap berbagai ideologi yang ada dewasa kini. Seperti Nasionalisme dan Kebangsaan.
Dalam menghadapi berbagai persoalan umat yang kompleks tentunya ada banyak hal dan aspek yang harus disiapkan. Hasan Al-Banna dalam buku ini juga menyeru kepada para pemuda dan mahasiswa untuk memiliki karakter  dan pola piker islam yang baik, sehingga pemuda yang diharapkan kelak menjadi generasi penerus akan sanggup menanggung beban amanah serta menyelesaikan beragam persoalan yang ada.
Mengapa harus pemuda? Hasan Al-Banna menjelaskan dalam bukunya bahwa pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam sebauh kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya.
“sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk” (Al-Kahfi:13).
Pemuda diharapkan memiliki kemampuan untuk menyebarkan fikrah islam yang baik dan benar. Pemuda islam harus merasa yakin akan eksistensi mereka dan percaya bahwa generasinya akan menjadi pewaris kekuasaan dunia. Pemuda akan menjadi guru-guru terbaik bagi dunia.
Kepada para pemuda
Yang merindukan lahirnya kejayaan…
Kepada umat yang tengah kebingungan di persimpangan jalan…
Kepada para pewaris peradaban yang kaya raya,
Yang telah menggoreskan catatan membanggakan
Di lembar sejarah umat manusia…
Kepada setiap muslim
Yang yakin akan masa depan dirinya
Sebagai pemimpin dunia dan peraih kebahagiaan
Di kampung akhirat…
Kepada mereka semua
Kami persembahkan risalah ini
(Hasan Al-Banna dalam buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar