Yang kemudian harus kita lakukan
adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas. Bagaimana membuat
sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal dalam pandangan
hukum positif.
(Anis Matta dalam bukunya “Menikmati
Demokrasi”)
Adalah orang –orang besar yang
berani bermimpi besar dan mengeksekusi mimpi-mimpi tersebut dalam kerja-kerja
besar demi terciptanya sebuah Perdaban
Besar . Dan membangun sebuah kehidupan yang islami adalah proyek Peradaban
Besar itu. Proyek ini bertujuan untuk merekonstruksi pemikiran dan kepribadian
manusia muslim agar berpikir, merasa, dan bertindak sesuai dengan keinginan
Allah swt. Lalu membawa manusia muslim tersebut ke dalam dunia nyata agar mampu
memformulasikan seluruh sector kehidupannya, meliputi social, politik,
pendidikan, hukum dan seluruhnya sesuai dengan kehendak Allah swt. Proyek
peradaban ini kelak bertujuan agar kelak manusia-manusia muslim tersebut tumbuh
untuk menebarkan wangi bunga-bunga hidayah kepada seluruh umat manusia di dunia
ini. Dimana kelak kebenaran, kebaikan, dan keindahan tumbuh bersemi dan menjadi
saksi sejarah kemanusiaan.
Proyek peradaban tersebut
memiliki 4 tahapan pekerjaan dakwah antara lain pertama, membangun sebuah organisasi
yang kuat dan solid untuk mengoperasikan dakwah ini. Disebut juga mihwar tandzhimi . organisasi ini harus
demikian kuat agar mampu menanggung beban dakwah yang berat. Kekuatan itu
diperoleh dari orang-orang yang mengisi organisasi tersebut. Mereka tangguh
dalam seluruh aspek kepribadian dan mampu menghadapi tantangan zaman. Untuk
membentuk karakter yang kuat tersebut diperlukan proses pembinaan dan
kaderisasi yang sistematis, integral, dan dalam waktu yang relative panjang.
Tahapan kedua, membangun basis
social yang luas dan merata sebagai kekuatan pendukung dakwah. Disebut juga mihwar sya’bi.
Basis social ini bersifat massif dan terbuka.
Tujuan dari tahapan ini adalah terbentuknya opini publik yang islami struktur
budaya dan adab-adab social yang islami, sertaa dominasi figure dan tokoh islam
di masyarakat.
Tahap ketiga, yaitu membangun
berbagai institusi untuk mewadahi pekerjaan-pekerjaan dakwah di seluruh sector
kehidupan dan seluruh segmen masyarakat. Disebut juga mihwar Muassasi. Di sini dakwah memasuki wilayah pekerjaan yang
luas dan rumit. Dimana dakwah harus memiliki bermacam-macam institusi di
berbagai bidang, mulai dari social, ekonomi, politik, budaya, serta militer.
Kader-kader yang telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya berguna untuk memasuki
berbagai institusi yang ada. Kader-kader dakwah tersebut harus mampu mengisi
berbagai struktur yang ada: legislative, eksekutif, dan yudikatif. Basis
institusi ini kelak akan berguna untuk member I legalitas politik terhadap
opini publik.
Tahap terakhir dakwah haruslah
sampai pada institusi negara. Institusi negara ini dibutuhkan untuk
merealisasikan secara legal dan sah seluruh kehendak Allah swt. dalam kehidupan
masyarakat. Disebut juga mihwar daulah. Melalui
institusi negara itulah dakwah akan berbicara seperti yang Rasul saw katakana
pada Heraclius “masuklah ke dalam Islam supaya kamu selamat!”.
Partisipasi politik di alam demokrasi, seperti yang saat ini kita
lakukan, disamping mempunyai akar kebenaran dalam referensi islam, juga punya
makna strategis bagi proyek peradaban kita: bahwa ini adalah upaya meretas
jalan bagi umat secara aman dan bebas untuk membangun dirinya, bahkan memiliki
dunianya sendiri.
Dengan statemen –statemen Anis
Matta dalam bukunya tersebut jelaslah bahwa tidak lagi ada hal yang mesti
diperdebatkan mengapa pada akhirnya kita menggunakan dan menikmati demokrasi
ini. Di alam demokrasi segala sesuatu dapat terjadi. Kebebasan begitu
didewakan. Tidak ada hal yang patut ditakutkan, sekalipun orang berbuat
keburukan. Pertanyaannya akankah kita diam saja melihat orang-orang yang
menikmati demokrasi secara tidak benar
sementara umat sejujurnya demikian mendamba kebaikan dan kebenaran
tertegak di bumi Indonesia ini. Dan mungkin inilah jawabannya, kita mau tidak
mau, suka atau tidak suka haruslah menjadi bagian dari demokrasi yang benar,
yang layak, dan berkomitmen untuk memperbaiki keadaan umat ini. Seperti
pernyataan di awal tulisan ini mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas.
Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar